Sabtu, 20 Februari 2016

[MEET & GREET] : BERBINCANG JODOH BERSAMA FAHD PAHDEPIE



Yang sempurna dari cinta adalah ketidak sempurnaan yang ada dalam cinta itu sendiri.
~Fahd Pahdepie, Penulis JODOH~

Biasanya kota Solo selalu hujan pada malam hari. Tapi tidak malam itu, saat saya mendatangi acara meet and greet bersama salah satu penulis muda Indonesia. Alam seolah-olah mengerti, kalau sampai hujan turun malam ini, akan banyak orang mendadak baper di toko buku Togamas Solo, haha ... Lebay, ya :D :D Ah, tapi nggak apa-apa karena memang begitulah adanya. Karena malam itu pengunjung meet and greet diajak berbincang mengenai jodoh bersama Fahd Pahdepie. Saya tahu Fahd Pahdepie dari akun facebook. Banyak status yang ditulis di beranda facebook-nya yang sangat mengispirasi, terutama buat anak muda.
Jodoh, adalah buku terbaru karangan Fahd Pahdepie. Melalui buku ini Fahd membuktikan eksistensinya sebagai penulis muda Indonesia. Ini bukan buku pertama Fahd. Sebelumnya, Fahd pernah menulis beberapa buku, di antaranya Hidup Berawal Dari Mimpi dan Rumah Tangga.
Fahd mengisahkan perjalanan pembuatan buku Jodoh ini. Semua berawal saat dia tinggal di Australia. Saat musim dingin tiba tak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Fahd lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Aktivitas yang disenanginya adalah membaca dan menulis. Hingga dia membongkar file-file tulisannya yang telah lama. Fahd merasa, banyak tulisannya terdahulu yang tidak mewakili dirinya sebagai pribadi. Dia ingin terlihat sebagai sosok yang pintar saat itu. Karenanya, dia membuat tulisan-tulisnya rumit, yang akan sulit dimengerti oleh orang awam. Pada awalnya dia hanya ingin pembaca tulisannya adalah orang-orang yang juga harus ikut dapat berpikir. Namun di situlah justru Fahd menyadari satu hal. 

Orang yang belum dewasa adalah orang yang ingin kelihatan dewasa. Orang yang belum pintar adalah orang yang ingin terlihat pintar.
~Fahd Pahdepie, Penulis JODOH~

Fahd Pahdepie yang dalam perjalanan karirnya sebagai penulis pernah mengubah namanya menjadi Fadh Jibran, kini menulis dengan lebih sederhana. Dia ingin tulisannya lebih ringan dan lebih terkesan menggembirakan. Awal mula dia memakai nama Fahd Jibran dikarenakan Fadh Pahdepie sulit diucapkan. Bagi Fahd Pahdepie, nama pena mewakili perasaan kita, ingin terlihat seperti apa kita di mata dunia. Nama seperti memberikan power, otoritas. Jika seseorang percaya namanya bagus, maka dia akan lebih positif dalam hidup. Hingga akhirnya, Fahd Jibran kembali mengganti namanya menjadi Fahd Pahdepie.
Menurut Fahd Pahdepie, karya adalah persembahan penulis bagi para pembaca. Semua karya kreatif mengandung bagian yang ditarik dari pengalaman pribadinya. Termasuk saat dia merampungkan novel Jodoh ini. Kisahnya seakan membawa Fahd mengingat kembali romatisme masa lalunya. Baginya, ini semacam retelling tentang kisah cinta pertamanya. Saat dia salah mengartikan lirik lagu, hingga awal dia merasakan cinta pertama bersama Riska yang kini telah menjadi istrinya

"Riska adalah cinta pertama saya dan dia akan selalu menjadi inspirasi," begitu kata lelaki berkaca mata ini. Dan saat dia bilang begitu virus baper mulai tersebar di antara pengunjung. Haduuhhh ... (^^,,) 




Masih menurut Fahd, banyak yang mengira cinta pertama adalah cinta yang nggak penting, bahkan menyebutnya sebagai cinta monyet. Padahal cinta pertama adalah cinta yang tulus. Cinta disaat seseorang belum tahu apa-apa, tidak punya hasrat untuk memiliki. Cinta yang menghadirkan debar hanya dengan mendengar suaranya. Cinta yang membuat seseorang memperhatikan hal-hal kecil tentang dirinya, meski hanya tas sekolahnya, sepedanya, pita rambutnya. Dan semua itu berhasil menghadirkan degub kencang di dada. Cinta pertama adalah cinta yang paling polos. Cinta yang pantas untuk diperjuangkan. <-- Huaaa ... Ini bikin melting (^_^)"
Fahd ingin mengajak pembacanya untuk mencintai secara sadar. Saat jatuh cinta, seseorang mengalami fenomena banjir hormon di otak. Hormon oxytocin, hormon yang memanipulasi otak untuk percaya. Dan kehidupan tidak akan bergerak tanpa adanya rasa percaya. Penambahan hormon ini akan mengakibatkan rasa percaya yang berlebihan. Sayangnya, lama kelamaan hormon ini akan berkurang. Orang yang jatuh cinta lama-kelamaan akan berubah menjadi sadar dan lebih rasional. Mencintai secara sadar, adalah dengan berhenti mengandaikan yang baik tentang dirinya, dan juga memaafkan yang buruk tentangnya. Karenanya, janganlah mencintai pasangan 100%. Ini berarti tidak akan ada ruang bagi cinta untuk berkembang, tidak memberi kesempatan bagi cinta untuk tumbuh. Dan jika cinta tidak dapat tumbuh, maka dia akan berkurang. Huaduuhh ... Dalem, nih ^^'
Ngomong-ngomong soal novel Jodoh, novel ini memiliki keunikan dalam hal cara penulisannya. Sena, sebagai tokoh sentral dalam novel ini, menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal, aku. Dan ini dihadirkan dalam bab-bab ganjil. Sedangkan untuk bab-bab genap, menggunakan sudut pandang orang ke dua tunggal, kamu. Maksud dari penulisan seperti ini adalah Fahd ingin melibatkan pembaca ke dalam alur cerita ini, baik secara pemikiran maupun perasaan. Diharapkan pembaca akan masuk ke dalam cerita dengan perasannya, pengalamannya, dan juga kebapernya, jiahaha ^^
Novel ini ditulis dengan tokoh pria bernama Sena, namun ditujukan untuk pembaca wanita. Rupanya Fahd mencoba menerapkan salah satu ilmu marketing. Kalau ingin memenangkan pasar, manjakanlah perempuan. Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Kenyatannya, pembeli buku kebanyakan adalah perempuan, dan lelaki hanya pinjam buku. Hehe ... Bener banget ini :D :D
Bagi Fahd, tidak ada yang original dalam karya. Semua penulis adalah hasil dari pembentukan pasar dan hasil pengaruh dari penulis lainnya. Karenanya, seorang penulis harus terus banyak membaca. Penulis akan menjadi sintesis dari apa yang dibacanya, lalu mengolah dari semua tulisan yang dibacanya, hingga suatu saat penulis dapat menulis dengan karakternya sendiri.
Pada akhir acara, Fahd memberikan pesan kepada pembaca ... Jodoh jangan hanya ditunggu. Jodoh adalah keputusan yang kita buat. Jodoh adalah konsekuensi, bertemunya sebab akibat dan keputusan yang kita buat. <-- Aih, jleb jleb jleb (-_-')
Setiap orang membuat keputusannya dengan cara yang berbeda. Tidak ada keputusan yang sempurna. Demikian pula, tidak akan ada yang puas dengan keputusannya. Karenanya, maknai setiap keputusan dengan sabar dan syukur. 



Mencintai adalah proses kita memberikan sesuatu, bukan menuntut sesuatu

~Fahd Pahdepie, Penulis JODOH~

14 komentar:

  1. Selamat mencari jodoh hehehe. Semangat!

    BalasHapus
  2. Waaaaahhh, penulis baru yang akan berjaya ya ini sepertinya.. Kata-katanya keren dan menginspirasi.. NIce info Mak :)

    BalasHapus
  3. Tu mba hana..jodoh jangan hanya dituggu.. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa ... Bentar, aku mau go publik dulu :P :P

      Hapus
  4. kmren sy hadir yg di ibf jkt mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sepertinya memang sedang jalan kemana-mana ^^

      Hapus
  5. "Jodoh jangan hanya ditunggu. Jodoh adalah keputusan yang kita buat. Jodoh adalah konsekuensi, bertemunya sebab akibat dan keputusan yang kita buat."

    Jlebbb....
    Nice!
    tujuhrupa.com

    BalasHapus
  6. Pas acaranya malam, aku ggbisa datang.. hehe :)

    BalasHapus
  7. Judul "Jodoh" pas banget, karena sekarang lagi banyak penomena jomblo hahaha :D

    saya suak qoutes-qouetos'a Fahd (y)
    "Mencintai adalah proses kita memberikan sesuatu, bukan menuntut sesuatu"
    bisa nih buat update status hahaha :D

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^