Rabu, 04 Mei 2016

MENENGOK KESERUAN SOLO BOOK FAIR 2016




Selasa lalu, kawasan Benteng Vastenberg diramaikan oleh hajatan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Pasalnya, hari itu adalah pembukaan acara Solo Book Fair 2016. Pembukaan acara pameran buku terbesar di Jawa Tengah tersebut dihadiri jajaran pemerintahan kota Surakarta dan beberapa perwakilan pemerintah lain  baik kabupaten maupun kota yang berada di sekitar eks karesidenan kota Surakarta.

Acara pameran yang dibuka oleh Walikota Surakarta ini akan berlangsung mulai tanggal 3 sampai dengan 9 Mei 2016. Selain menghadirkan banyak buku dengan harga terjangkau dari baerbagai penerbit, juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Mulai dari lomba hingga talkshow. Banyak komunitas yang akan terlibat mengisi acara tersebut. Salah duanya adalah Ibu Ibu Doyang Nulis Solo dan juga para blogger perempuan. IIDN Solo yang manggung pada hari Sabtu tanggal 7 Mei pukul 9 pagi. Para ibu dengan berbagai prestasi menulis ini akan berdialog dengan pengunjung dengan mengusung tema Be Momwriter, akan diwakili oleh Nurul Chomaria, dan Nur Hasanah. Sedangkan untuk acara blogger akan mengambil tema Ngeblog Asyik Ala Emak. Bincang blogger yang diselenggarakan pada hari Minggu 8 Mei 2016 pukul 7 malam ini akan menghadirkan Ety Handayaningsih, Ika Mitayani, Ranny Affandi dan Ana Ike.
Selain acara pembukaan Solo Book Fair 2016 yang mengusung tema Jateng Gayeng dengan Membaca, hari itu juga dilaksanakan dialog interaktif yang menghadirkan Menteri Pendidikan Indonesia Bapak Anis Baswedan, perwakilan dari Perpustakaan Pusat, Perwakilan Gubernur Jawa Tengah, dan juga Duta Baca Indonesia Najwa Shihab. Beberapa penanya sharing yang berhubungan dengan perpustakaan yang berada di sekitar mereka. Mulai dari siswa-siswi SMP dan SMU, Masyarakat penggerak literasi ataupun pengguna perpustakaan.


Dari dialog tersebut terungkap bahwa buku-buku di perpustakaan sekolah kebanyakan adalah buku-buku pelajaran. Hal ini membuat para pelajar merasa jenuh. Mereka menginginkan buku-buku yang lebih up to date. Apalagi jika buku-buku tersebut tidak melulu tentang pelajaran seperti buku-buku yang sudah mereka miliki dan biasa dipakai di dalam kelas. Mereka menginginkan tersedianya buku novel dari pengarang-pengarang muda seperti Raditya Dika. Anggap saja ini sebagai hiburan bagi mereka setelah seharian belajar di kelas. Selain itu ketersediaan buku-buku yang berhubungan dengan hobi dan peningkatan skill juga diinginkan. Menurut Menteri Anis Baswedan, buku-buku di luar buku pelajaran dianggap perlu karena berhubungan dengan peningkatan ketrampilan dan kemampuan para siswa sesuai dengan kesukaan mereka seperti dunia fashion, kuliner, maupun fotografi. Ini akan berguna di kehidupan mereka di kemudian hari.
Di sisi lain, ada siswa yang mengeluhkan jika mereka harus membaca buku. Menurut mereka  berselancar di dunia digital jauh lebih mudah. Bagi sebagian anak zaman sekarang bertanya kepada Mbah Google jauh lebih praktis dari pada mereka harus membaca berlembar-lembar hanya untuk menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan. Menurut Najwa Shihab, membaca buku hingga berlembar-lembar jauh lebih bermanfaat daripada mencari jawaban di Google. Karena Najwa percaya, kebanyakan orang yang mencari jawaban di google hanya akan membuka 3 situs teratas yang didapat. Tidak akan lebih dari itu. Itu pun artikel pendek. Bukan artikel panjang yang dapat dianalisa.
Pada kesempatan ini pula masyarakat dapat mengungkapkan apa yang selama ini menjadi kendala saat berada di perpustakaan. Salah satunya adalah kelengkapan naskah buku, terutama buku-buku lama yang diperlukan sebagai referensi dalam penelitian atau pembuatan makalah. Buku-buku tersebut sudah nampak lusuh dan rapuh sehingga terkadang pengunjung dilarang untuk menyentuh. Ini menjadi masukan yang bagus bagi pengelola perpustakaan pusat, hingga pembuatan buku-buku digital memang diperlukan. Satu hal lain yang harus diperhatikan di dalam perpustakaan adalah fasilitas untuk kaum difabel. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat diakses oleh siapapun tanpa terkecuali.


Pameran buku adalah salah satu cara mendekatkan buku dan dunia membaca kepada masyarakat luas. Tidak hanya orang yang sudah memiliki ketertarikan dengan membaca, namun juga orang awam yang belum melirik buku sebagai teman dan membaca sebagai salah satu aktivitas yang mengasyikkan. Sukses untuk Solo Book Fair 2016. Jateng Gayeng dengan Membaca ^^
  


Related Post :

11 komentar:

  1. mendekatkan anak-anak dengan buku sejak dini, meruapakan salah satu cara untuk membudayakan membaca yak, ada Najwa ya di sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, Mbak ^^

      Iya, Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia :) :)

      Hapus
  2. Memang sih Mbak Hana, buku di perpustakaan kebanyakan buku yang "berat", tantangan kita semua untuk bisa membangkitkan hobi membaca dan itu mestinya kudu dimulai dari kecil...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, yang penting adalah membiasakan dulu membaca. Dari kebiasaan itulah akan muncul budaya membaca ^^

      Hapus
  3. Membaca dan menulis perpaduan serasi. Kalau habis buku bacaannya bisa datang ke pameran utk membeli buku menambah koleksi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyiiikkk ...!!! Ditraktir beli buku, ya, Bu Ima :D :D

      Hapus
  4. Waaaaaah seru ya sepertinya acaranyaaa..Aku emang paling suka ke acara bookfair gitu, rasanya kaya mampir ke surga kalo liat tempat yang penuh dengan buku. Hehehe. Makasi infonya ya Maaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa ... Sepakat, Mbak. Salah satu surga dunia itu :D :D

      Hapus
  5. waahhh kalau di solo saya pasti datengin neh, paling seneng belanja buku soalnya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, Mbak. Sampai hari ini saja pamerannya, lho ^^

      Hapus
  6. kalau di nganjuik ada pasti dateng aku, soalnya kesempatan kayak gini jarang dan engga bleh di sia-siakan bagi aku.

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^